BAB I
1. KASUS
Akhir-akhir
minggu ini public di hebohkan dengan gaya bahasa mantan tunangan zaskia gotik
yaitu Vicky prasetyo. Beberapa hari ini masyarakat Indonesia dihebohkan
dengan fenomena Vickynisasi, yakni penggunaan bahasa Inggris dan bahasa yang seolah-olah
menunjukkan intelektualitas tinggi, tetapi tidak pas dalam penggunaannya.
Fenomena itu bermula dari tayangan cuplikan wawancara Hendriyanto alias Vicky Prasetyo, mantan tunangan penyanyi dangdut Zaskia Gothic, yang diunggah ke situs Youtube. Petikan wawancara itu diambil dalam konferensi pers seusai Vicky melamar Zaskia di sebuah hotel mewah di Jakarta. Dalam wawancara itu, Vicky menggunakan istilah kebahasaan yang tidak lazim. Misalnya saja, labil ekonomi, konspirasi kemakmuran, serta mempertakut.
Belum lagi sejumlah kosakata asing yang kemudian digunakan tidak pada tempatnya. Semisal twenty nine my age, basically, serta engineering. Semua kosakata itu terlontar dengan fasih dari mulut Vicky. Dengan ekspresi penuh percaya diri Vicky mengucap kata-kata ibarat kaum intelektual. Padahal, entah mengerti atau tidak Vicky dengan apa yang diucapkannya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan kalimat berikut, ”Tetap di usiaku saat ini, ya twenty nine my age ya.
Tapi aku tetap masih merindukan apresiasi karena basically ya aku seneng musik walaupun kontroversi hati aku lebih menyudutkan kepada konspirasi kemakmuran yang kita pilih.” Dengan lugas dan lancar Vicky mengucap kata-kata itu di hadapan wartawan hingga kemudian tayangan itu diunduh dalam Youtubedan dilihat jutaan orang. Kata-kata yang terkesan lucu dan menggelikan itu kini akhirnya mewabah Masyarakat kemudian menjadikan kosakata Vicky sebagai ajang guyonan hingga muncul fenomena Vickynisasi.
Fenomena itu bermula dari tayangan cuplikan wawancara Hendriyanto alias Vicky Prasetyo, mantan tunangan penyanyi dangdut Zaskia Gothic, yang diunggah ke situs Youtube. Petikan wawancara itu diambil dalam konferensi pers seusai Vicky melamar Zaskia di sebuah hotel mewah di Jakarta. Dalam wawancara itu, Vicky menggunakan istilah kebahasaan yang tidak lazim. Misalnya saja, labil ekonomi, konspirasi kemakmuran, serta mempertakut.
Belum lagi sejumlah kosakata asing yang kemudian digunakan tidak pada tempatnya. Semisal twenty nine my age, basically, serta engineering. Semua kosakata itu terlontar dengan fasih dari mulut Vicky. Dengan ekspresi penuh percaya diri Vicky mengucap kata-kata ibarat kaum intelektual. Padahal, entah mengerti atau tidak Vicky dengan apa yang diucapkannya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan kalimat berikut, ”Tetap di usiaku saat ini, ya twenty nine my age ya.
Tapi aku tetap masih merindukan apresiasi karena basically ya aku seneng musik walaupun kontroversi hati aku lebih menyudutkan kepada konspirasi kemakmuran yang kita pilih.” Dengan lugas dan lancar Vicky mengucap kata-kata itu di hadapan wartawan hingga kemudian tayangan itu diunduh dalam Youtubedan dilihat jutaan orang. Kata-kata yang terkesan lucu dan menggelikan itu kini akhirnya mewabah Masyarakat kemudian menjadikan kosakata Vicky sebagai ajang guyonan hingga muncul fenomena Vickynisasi.
2. HASIL ASSESMENT
BAB II
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Masalah
Vicky ini menarik perhatian penulis untuk membahasnya, banyak sudut pandang
yang menarik di lihat dari kacamata seorang konselor. Setiap kata-kata yang di
gunakan Vicky masyarakt kemudian menjadikan kosakata Vicky sebagai guyonan
hingga muncul fenomena vickynisasi. Seperti yang di ketahui , dalam video
berdurasi 59 detik itu, Vicky menggunakan sejumlah kata yan terdengar aneh,
seperti kontroveri hati, konspirasi kemakmuran, kudeta, labil ekonomi dan
lainnya. Selain itu, Vicky juga kerap menggunakan beberapa potongan kata bahasa
inggris (tanpa grammar), serta kata lain yang berimbuhan “isasi”.
2. GEJALA
Dari
prilaku yang yang di timbulkan oleh seoranng Vicky prasteyo dapat di lihat
sebagai berikut:
1.
Menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah
2.
Kosakata yang di utarakan tidak mudah di mengerti oleh orang lain
3.
Melakukan perubahan nama dari hendrianto menjadi Vicky prasteyo
4.
Melakukan tindak pidana melakukan penipuan
5.
Memperdaya beberapa wanita
6.
3. PERKIRAAN DIAGNOSIS
a.
menilai Vicky
sebagai orang yang berusaha menaikkan status sosialnya. Terlihat dari cara dia
menjalin hubungan dengan public figure dan penggunaan istilah asing dalam tiap
ucapan yang terlontar. Dengan demikian, dia berharap agar mendapat tempat dan
dilihat oleh kalangan sosial yang di atasnya. “Dia termasuk pada tipe social
climber,yaitu orang yang ingin meningkatkan status sosial. Jadi dia menggunakan
istilah bahasa Inggris agar diakui dalam kalangan di atasnya. Ingin menjadi
bagian dari grup itu sehingga dia berusaha menyesuaikan pola pergaulan,”
b.
Seperti
yang diketahui, dalam video berdurasi 59 detik itu, Vicky menggunakan sejumlah
kata yang terdengar aneh, seperti kontroversi hati, konspirasi kemakmuran,
kudeta, labil ekonomi dan lainnya. Selain itu, Vicky juga kerap menggunakan
beberapa potongan kata bahasa inggris (tanpa grammar), serta kata lain
yang ditambah dengan imbuhan “isasi”. Dengan kata-katanya itu, menurut saya,
Vicky ingin coba mengesankan bahwa dirinya lebih terpelajar dan modern. Dari
sekian banyak kesalahan bahasa yang digunakan Vicky, saya mengambil contoh kata
‘konspirasi kemakmuran’. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menurutnya,
secara harfiah kata konspirasi dapat didefinisikan sebagai komplotan. “Mungkin
yang dimaksud adalah meningkatkan derajat kemakmuran. Tapi dia menggunakan kata
yang tidak tepat,” katanya.
c.
saya menafsirkan Vicky sebagai seseorang yang memiliki kepribadian
manipulatif. Pasalnya, yang bersangkutan tidak terlihat memiliki usaha untuk
mengkomunikasikan idenya secara jelas, kepada audience yang menjadi
lawan bicaranya. Padahal, pada hakikatnya bahasa merupakan suatu cara yang
dilakuan untuk menyampaikan ide serta gagasan. “Seseorang yang dengan
sengaja dan sadar menggunakan bahasa yang tidak jelas, patut diduga sedang
menyembunyikan sesuatu dibaliknya,” tampaknya, argumen bahwa Vicky merupakan
seorang manipulatif masih dapat terlihat dari kaca mata orang awam. Terbukti,
pada akhirnya pria twenty nine my age ini mesti berurusan dengan
hukum karena terlibat dalam kasus pemalsuan surat tanah seluas 2.594 meter
persegi dengan total kerugian Rp 1 Miliar. Pemalsuan dokumen, termasuk tindakan
manipulatif juga, bukan?
BAB III
INTERPRENSI
KASUS
Setiap
orang adalah seorang social climber! setiap orang tentunya ingin dan
selalu berusaha untuk bisa paling tidak mempertahankan keberadaannya di sebuah
komunitas sosial tertentu atau bahkan meningkatkan dan meluaskan diri ke
komunitas yang lebih baik lagi. Hanya saja, ada yang melakukan ini dengan cara
yang bisa diterima oleh norma dan etika masyarakat dan ada yang tidak, yang
kemudian kita juluki dengan kata social climber (dalam artian negtif).
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar