BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masa pubertas merupakan masa
peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa yang dimulai umur 8 – 14
tahun. Awal pubertas dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah
bangsa, iklim, gizi dan kebudayaan. Secara klinis mulai tumbuh ciri-ciri
kelamin sekunder, misalnya : tumbuh rambut pubis, ketiak, timbul jerawat pada
wajah, peningkatan berat badan dan tinggi badan, pada wanita mengalami
pembesaran buah dada dan pada pria terjadi perubahan pada suara dan tumbuh jakun.
Sebagian besar remaja umur kawin pertama dalam usia belia (<19 tahun).
Pada masa puber (13 tahun ke atas)
adalah masa di mana mereka mencari jati diri dan arti dari hidup. Pada
masa-masa ini pula remaja memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar. Bisa
dibilang karena rasa ingin tahunya yang besar, semakin dilarang, semakin
penasaran dan akhirnya mereka berani untuk mengambil resiko tanpa pertimbangan
terlebih dahulu.
Diera gobalisasi seperti yang kita alami saat ini, , remaja
harus terselamatkan dari bahaya
globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya kebebasan.
Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk, sementara budaya
tersebut tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh kebudayaan seks bebas itu tidak
cocok dengan kebudayaan kita. Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai
pada tingkat yang mengkuatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar
jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja
saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka
sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka
merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan
remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar.
Seks bebas itu sendiri ada
kaitannya dengan perilaku yang berdampak buruk terhadap kesehatan
reproduksi. Mereka tidak memikirkan akibat dari perbuatan yang tidak
mempunyai status.
Oleh karena itu pemerintah
harus mampu mengambil tindakan dan menyaring pengaruh yang berhak dan berdampak
negatif bagi para remaja. Begitu pula peran remaja harus mampu mengendalikan
diri dan menghindari hubungan seks pra nikah.
Salah satu faktor yang paling
berpengaruh dalam perubahan perilaku remaja dalam urusan seks adalah masuknya
budaya barat ke negara berkembang seperti Indonesia. Kita telah mengetahui
bahwa sebagian besar bangsa barat adalah bangsa sekuler, seluruh kebudayaan
yang mereka hasilkan jauh dari norma-norma agama. Hal ini tentunya bertentangan
dengan budaya Indonesia yang menjujung tinggi nilai agama dan pancasila. Selain itu, Banyaknya
media remaja yang getol menyajikan budaya Barat semakin mendekatkan remaja pada
kehidupan serba boleh (permissif ) alias bebas berbuat selama tidak mengganggu orang lain.
Termasuk dalam urusan seks. Karena di beberapa negara Barat, perilaku seks
bebas remaja memang tinggi sekali. Mereka para orang negara barat menganggap bahwa seks bebas adlah
suatu yang wajar, karna sebagian besar mereka disana melakukan seks bebas. Hal
tersebut dapat terjadi karena tidak adanya budaya serta norma-norma yang mereka
junjung, sedangkan di Indonesia sendiri ada budaya serta norma-norma yang harus
kita junjung hal tersebut seharusnya dapat menjauhkan diri kita dari seks
bebas.
1.2
Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang diambil
dalam Seks Bebas Di Kalangan Remaja adalah :
1.
Apakah yang dimaksud dengan seks bebas?
2.
Apakah faktor – faktor yang
mendorong para remaja melakukan seks bebas?
3.
Apa akibat dari seks bebas?
4.
Apa yang harus dilakukan untuk mencegah seks bebas?
1.3
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.
Mengetahui apa yang dimaksud dengan seks bebas.
2.
Mengetahui faktor-faktor yang
mendorong remaja melakukan seks bebas.
3.
Mengetahui akibat dari seks bebas.
4.
Mengetahui cara mencegah terjadinya seks bebas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Defenisi Seks Bebas
Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan
tanpa adanya ikatan perkawinan. Kita tentu tahu bahwa
pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana
“bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada. Masalah seks bebas ini
sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah
individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri
yang benar.
Kurangnya keimanan, masalah keluarga, kekecewaan,
pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin
berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa. Padahal Generasi muda adalah tulang punggung
bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet
kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga
sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya
Sedangkan remaja adalah masa
peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa
remaja adalah mereka yang berusia antara 16 tahun sampai dengan 24 tahun.
Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun
masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari
pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui
metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan
sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi
lingkungan dan orangtuanya.
Pada umumnya remaja melakukan hubungan seks bebas dengan pacarnya, karna
kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pacar adalah calon suami yang berhak
mendapatkan segalanya. Tidak ada salahnya jika kita mengatakan pacaran adalah
sebagian dari pergaulan bebas. Karena saat ini pacaran sudah menjadi hal yang
biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam memilih calon pendamping. Fakta
menyatakan bahwa sebagian besar perzinahan disebabkan oleh pacaran. Bila kita
menengok kebelakang tentang kebudayaan Indonesia sebelumnya, pacaran (berduaan
dengan non muhrim) merupakan hal yang tabu. Dari sini kita dapat menyimpulkan
bahwa pacaran memang tidak dibenarkan dan tidak sesuai dengan budaya Indonesia.
Oleh karena itu, dalam masa
pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme
dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering
tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan.
Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran
sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya. Dengan adanya kesadaran bahwa pacar
bukanlah hak milik selamanya maka seorang remaja akan lebih berfikir ulang
untuk melakukan seks bebas.
2.2
Faktor Pendorong Terjadinya Seks Bebas
Dalam perkembangannya, kehidupan di jaman yang telah maju ini memiliki
dampak bagi masyarakat terlebih lagi dalam pergaulan remaja masa kini.
Pergaulan pada remaja masa kini telah jauh dari batas norma yang telah
ditetapkan. Telah banyak penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja
dalam pergaulannya, seperti seks bebas. Oleh karena itu tidak aneh jika jumlah
penderita HIV/AIDS dan wanita terutama dari kalangan remaja/anak sekolah yang
hamil di luar nikah. Hal ini di karenakan sekarang mereka sangat begitu
mudah memasuki tempat-tempat khusus orang-orang dewasa.
Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah salah
bergaul dan mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar. Kebanyakan remaja
ini ingin di puji dan di katakan gaul oleh teman-temannya tanpa memikirkan
dampak dan akibat yang berkelanjutan. Maksud dari salah bergaul adalah bukan
berarti kita harus memilih milih dalam bergaul, kita boleh saja bergaul dengan
siapa pun asalkan kita jangan mudah terpengaruh dan tetap berpegang teguh
kepada norma-norma agama dan norma hukum yang berlaku, karena gaul tidak harus
melakukan seks bebas.
Oleh karena itu kita sebagai remaja harus membiasakan berfikir panjang ke
depan sebelum melakukan sesuatu hal, apalagi yang belum kita ketahui dampak
baik dan buruknya bagi diri kita, keluarga dan orang lain.
Berikut Beberapa faktor yang mendorong para remaja untuk melakukan seks
bebas adalah sebagai berikut:
1.
Karena kehidupan iman yang rapuh.
Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian,
pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa
dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas
karna kurangnya keimanan dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak dini para remaja harus
meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri, karena agama adalah tumpuan
bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi pengetahuan
diluar agama tentu sangat minim.
2.
Kurangnya perhatian orang tua.
Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak. Perhatian
orang tua sangat diperlukan oleh seseorang karena orang tualah yang paling
dekat dengannya. Bimbingan orang tua sangat berpengaruh pada tingkah laku
seseorang. Apabila orang tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka
seorang anak akan mudah terjerumus dalam kebiasaan seks bebas. Tetapi ada juga
anak yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun orang tuanya sudah
memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup pula, anak yang
tergolong memiliki kepribadian buruk akan senantiasa tidak mendengarkan
perkataan orang tuanya. Hal tersebut akan meninggalan penyesalan pada akhir
perbuatan remaja tersebut.
3.
Lengkapnya fasilitas.
Fasilitas yang lengkap akan mempermudah seseorang untuk dapat melakukan
seks bebas. Tetapi tergantung pada diri masing-masing, jika mampu menggunakan
fasilitas yang diberikan orang tua dengan baik maka hal tersebut tidak akan
terjadi. Jika seorang remaja memiliki fasilitas yang mendukung utnuk mereka
melakukan seks bebas seperti rumah yang nyaman dari perhatian warga, maka
perlakuan seks bebas akan mudah sekali terjadi. Contohnya seperti
kontrakan-kontrakan bebas yang bias digunakan oleh para remaja untuk melakukan
seks bebas. Keadaan rumah yang selalu kosong juga dapat menjadi tempat seorang
remaja melakukan seks bebas.
4.
Tekanan dari seorang pacar
Karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela
melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan
dihadapinya. Dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan
juga sikap memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih
membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya
orang dewasa, dan
pemikiran seperti itu sangat banyak dijumpai.
5.
Pelampiasan diri
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur
berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi
yang dapat dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan
merasa putus asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam
pergaulan bebas seperti seks bebas.
6.
Kurangnya pengetahuan tentang seks bebas
Mereka beranggapan bahwa seks bebas adalah suatu hal yang wajar bagi
pergaulan mereka. Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang
tinggi, kurangnya pengetahuan akan dampak dan akibat akan hal yang kita lakukan
dapat memudahkan kita terjerumus ke dalam hal hal yang negatif. Pada umumnya
kita sebagai seorang remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi,
apabila menemukan atau melihat suatu hal yang baru maka otomatis kita akan ingin
merasakannya atau mencobanya. Sebenarnya cukup waktu untuk remaja putra-putri
mempersiapkan dirinya untuk mencegah hal-hal yang tidak dikehendaki. Akan
tetapi pada umumya mereka ini memasuki usia remaja tanpa pengetahuan yang
memadai tentang seks. Selama hubungan pacaran berlangsung pengetahuan itu bukan
saja tidak bertambah, akan tetapi malah bertambah dengan informasi-informasi
yang salah. Hal ini disebabkan karena orang tua yang tabu membicarakan seks
dengan anaknya.
7.
Rasa ingin tahu tentang sesuatu yang berbau seksual.
Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika
teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi
yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong
mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan yang tanpa
mereka sadari bahwa percobaan tersebut berbahaya.
8.
Tontonan yang tidak mendidik
Akibat atau pengaruh
mengonsumsi berbagai tontonan bagi remaja sangat besar. Apa yang mereka tonton,
berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku mereka,
terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca
maupun film yang ditonton di layar lebar. Acara
televisi begitu berjibun dengan tayangan yang membuat ‘gerah’, Video klip lagu
dangdut saja, saat ini makin berani memamerkan aurat dan adegan-adegan yang
bisa meningkatkan gairah para lelaki. Belum lagi tayangan film yang membuat otak remaja
teracuni dengan pesan sesatnya. Ditambah lagi, maraknya tabloid dan
majalah yang memajang gambar sekitar wilayah dada, dan buka paha tinggi-tinggi,
serta gambar yang tidak layak dilihat lainya. Oleh sebab itu sebaiknya tontonan yang mendidiklah
yang harus diberikan pada seorang anak sejak dini sehingga kelak saat remaja
menjadi remaja yang baik.
9.
Pergaulan yang makin bebas
Pergaulan bebas yang melewati batas seperti dugem, minum-minuman keras dan
sebagainya akan berujung pada seks bebas. Karna pergaulan bebas dapat
menyebabkan seseorang lupa diri, merasa tidak modern jika tidak mengikuti tren yang
akan berujung pada seks bebas. Yang pada dasarnya pemikiran seperti itu sangat
salah.
10. Masa remaja
terjadi kematangan biologis
Seorang remaja sudah dapat
melakukan fungsi reproduksi sebagaimana layaknya orang dewasa sebab fungsi
organ seksualnya telah bekerja secara normal. Hal ini membawa konsekuensi bahwa
seorang remaja akan mudah terpengaruhi oleh stimuli yang merangsang gairah
seksualnya, misalnya dengan melihat film porno dan
gambar-gambar erotis. Kematangan biologis yang tidak disertai dengan kemampuan
mengendalikan diri cenderung berakibat negatif, yakni terjadi hubungan
seksual pranikah dimasa pacaran. Sebaliknya kematangan biologis yang disertai
dengan kemampuan mengendalikan diri akan membawa kebahagian remaja dimasa
depannya sebab ia tidak akan melakukan hubungan seksual pranikah.
11. Faktor lingkungan seperti orang tua,
teman dan tetangga
Di dalam faktor ini tidak sedikit anak remaja yang terjerumus kedalam
pergaulan bebas di karenakan ada masalah di dalam keluarganya atau yang sering
mereka sebut dengan broken home. Dan yang menjadi penyebab yang sering terjadi
juga adalah karena terjerumus atau terpengaruh oleh temannya demi mendapatkan
pujian atau ingin di bilang “gaul”.
12. Kegagalan
remaja menyerap norma
Hal ini disebabkan karena
norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah
westernisasi. Boleh
saja kita mengikuti modernisasi namun tetap harus disesuaikan dengan
norma-norma adat dan budaya serta agama yang ada.
13. Faktor
perubahan zaman
Faktor ini juga adalah hal yang cukup kuat
menjadi penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja. Karena di zaman sekarang
banyak media yang mudah di akses oleh semua umur yang menyediakan tayangan
tanyangan yang seharusnya hanya di tayangkan khusus orang dewasa. Namun karena
rasa ingin tahu yang sangat tinggi yang mendorong para remaja menggunakan atau
melihat media untuk orang dewasa tersebut. Setelah
melihat,otomatis rasa ingin tahu itu pun akan terus berkembang seperti ingin
mengetahui rasa dan ingin mencoba hal yang baru dia lihat. Oleh karena
itu pengawasan orang tua adalah hal yang sangat penting dalam faktor ini.
Ada banyak sebab remaja
melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya
berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal
keyakinan atau agama dan ketidak stabilan emosi remaja. Hal tersebut
menyebabkan perilaku yang tidak terkendali. Namun semuanya kembali ke diri
kita sendiri. Jauhilah
pergaulan bebas dan hal hal negatif yang berdampak sangat merugikan bagi diri
kita sendiri. Kita
harus dapat menempatkan diri sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan
tuntunan agama dan norma hukum yang berlaku agar terhidar dari hal-hal
tersebut. Ingat lah kita sebagai remaja adalah calon penerus bangsa di masa
depan. Maka mulai sekarang cobalah untuk mendekatkan
diri kepada Tukan Yang Maha Esa untuk
mempertebal keimanan kita, karena iman adalah dasar yang paling utama di dalam
diri kita sendiri.
2.3
AKIBAT DARI SEKS BEBAS
Selain memiliki hukum haram, seka bebas memiliki akibat atau dampak yang
sangat negatif bagi sipelaku. Seks bebas juga dapat menghilangkan rasa malu,
padahal dalam agama malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap
perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita. Selain itu seks bebas juga
dapat berakibat:
1.
Hilangnya Kehormatan
Hilangnya kehormatan, jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama
manusia serta merusak masa depannya, dan meninggalkan aib yang berkepanjangan
bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya. Kehormatan
sangat penting bagi setiap manusia, terutama pada wanita. Jika kehormatan
tersebut sudah hilang maka akan jelas terlihat perbedaannya dengan wanita yang
masih menjaga kehormatannya.
2.
Prestasi cenderung menurun
Apabila seorang remaja sudah melakukan seks bebas, maka fikirannya akan
selalu tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa ingin mengulanginya selalu ada,
sehingga tingkat kefokusannya dalam mengikuti proses belajar disekolah akan
menurun. Malas belajar, malas mengerjakan tugas dan lain sebagainya dapat
menurunkan prestasi seorang remaja tersebut.
3.
Hamil Diluar Nikah
Hamil diluar nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi si pelaku. Terutama
bagi remaja yang masih sekolah, pihak sekolah akan mengeluarkan si pelaku jika
ketahuan peserta didiknya ada yang hamil.
4.
Aborsi dan bunuh diri
Terjadinya hamil diluar nikah akibat seks bebas akan menutup jalan fikiran
sipelaku, guna menutupi aib ataupun mencari jalan keluar agar tidak merusak
nama baik dirinya dan keluarganya hal tersebut dapat berujung pada pembunuhan
janin melalui aborsi bahkan bunuh diri.
5.
Tercorengnya Nama Baik Keluarga
Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang dibangga-banggakan
juga di idam-idamkan hamil diluar nikah. Nama baik keluarga akan tercoreng
karna hal tersebut, dan hal tersebut akan meninggalkan luka yang mendalam
dihati keluarga.
6.
Tekanan Batin
Tekanan batin yang mendalam dikarenakan penyesalan. Akibat penyesalan
tersebut sipelaku akan sering murung dan berfikir yang tidak rasional.
7.
Terjangkit Penyakit
Mudah terjangkit penyakit HIV/AIDS serta penyakit-penyakit kelamin yang
mematikan, seperti penyakit herpes dan kanker mulut rahim. Jika
hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit
tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.
8.
Gangguan kejiwaan
Akibat seks bebas seseorang dapat mengalami gangguan kejiwaan atau stress,
disebabkan karna ketidakmampuan menerima kehidupan, kurangnya persiapan mental
untuk hamil serta takut terhadap hukuman Tuhan.
2.4
Upaya Pencegahan Pergaulan
Bebas
Seks bebas yang terjadi pada remaja dapat dicegah dengan beberapa upaya.
Upaya-upaya tersebut antara lain:
1.
Mempertebal keimanan dan ketaatan kepada Tuhan YME. Mendekatkan diri kepada
Tuhan akan menjauhkan kita dari perbuatan yang melanggar norma.
2.
Menanamkan nilai-nilai agama,
moral dan etika. Antara lain: pendidikan agama, moral dan etika
dalam keluarga, kerjasama guru, orangtua dan tokoh masyarakat.
3.
Menghindari perilaku yang akan merangsang seksual. Melalui pakaian,
perilaku akan tercerminkan. Perilaku yang dapat merangkang seksual seperti
bergaul sangat dekat dengan orang yang berlainan jenis.
4.
Pendidikan. Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan
intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan
rasa percaya diri, mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan yang baik dan
tepat, mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan ketrampilan berkomunikasi,
yang mampu mengatakan “tidak” tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain.
5.
Pendidikan sex (Sex
Education). Hal ini dapat diartikan sebagai penerangan
tentang anatomi, fisiologi seks manusia, bahaya penyakit kelamin. Pendidikan
seks adalah membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti,
fungsi dan tujuan seks, sehingga ia dapat menyalurkan secara baik dan benar. Pendidikan
Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan
tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, Dengan
demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks
bebas.
6.
Penyuluhan tentang seks bebas. Dalam penyuluhan tersebut dalam dijelaskan
kepada kaula muda khususnya remaja tentang sebab-akibat dari pergaulan bebas.
Sehingga mereka dapat menghindarikan diri dari hal-hal yang akan membawa mereka
pada seks bebas.
7.
Menegakkan Aturan Hukum. Sudah sepatutnya para penegak
hukum menjaga tempat-tempat yang sering digunakan oleh para kaula muda untuk
berpacaran.
8.
Jujur Pada Diri Sendiri. Yaitu
menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri
masing-masing. Sehingga seks bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini
remaja tidak mengikuti
hawa nafsu mereka. Pada dasarnya mereka yang melakukan seks bebas menyadari bahwa
hal yang mereka lakukan adalah salah.
9.
Memperbaiki Cara Berkomunikasi. Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang
lain sehingga terbina hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas
diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan
komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita. Karna pada umumnya
terjadi seks bebas dikarenakan tidak adanya kepedulian antar tetangga.
10. Pacaran sehat. Berpacaran sangat
lekat hubungannya dengan seks, karena tidak sedikit mereka yang melakukan seks
bebas bersama kekasihnya. Disitulah kita tanamkan budaya pacaran sehat tanpa
seks. Berpacarn sehat itu seperti: tidak berhubungan seks, pacar sebagai
pemberi motivasi.
11. Menjauhkan diri dari beduan ditempat
sepi. Seks bebas bisa terjadi dengan didukungkan suatu tempat, jadi apabila
seorang remaja yang masih polos akan mudah dirayu yang berujung pada seks
bebas. Apabila sepasang remaja berdua ditempat yang sepi maka ada orang ketiga
yaitu setan yang dapat menjerumuskan terjadinya seks bebas.
Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi adanya
pergaulan bebas khususnya di kalangan remaja. Dalam hal ini peran orang tua
sangat penting. Point-point peranan orang tua dalam mencegahan
sex bebas yaitu:
a.
Sebagai panutan (suri
tauladan)
b.
Sebagai perawat dan pelindung
c.
Sebagai pendidik dan sumber
informasi
d.
Sebagai pengarah dan pembatas
e.
Sebagai teman dan penghibur
f.
Sebagai pendorong (pemberi motivasi)
Hal tersebut dapat menjadikan anak lebih dekat dengan
orang tuanya sehingga anak tidak akan sampai terjerumus kepada hal-hal yang
negatif seperti sex bebas.
BAB III
KESIMPULAN
3.1
Kesimpulan
Terjadinya seks bebas di kalangan remaja dikarenakan banyak faktor, yang
paling utama adalah pesatnya perkembangan jaman, hal tersebut membuat pergaulan
menjadi bebas, sehingga banyak remaja yang bergaul tanpa batasan dan etika.
Salah satu contohnya dalam berpacaran. Para remaja berpacaran
tidak mempunyai batasan serta etika sehingga dalam berpacaran lebih banyak
dampak negatif
dibandingkan dampak positif seperti halnya seks bebas. Persepsi yang salah tentang seks
bebas menyebabkan mereka berfikir bahwa melalui seks bebaslah tersalurnya cinta
dan kasih sayang. Pergaulan remaja yang bebas sebenarnya dikarenakan oleh
segala macam perkembangan yang disalahartikan oleh remaja itu sendiri maupun
lingkungannya. Seks bebas menyebabkan para remaja kehilangan bangku sekolahnya
kaerna hamil diluar nikah. Selain itu, hamil diluar nikah dapat berujung pada
pengguguran janin, baik melalui aborsi ataupun bunuh diri karena tidak siapnya
menerima kenyataan (hamil diluar nikah) tersebut.
Yang terpenting sebenarnya
adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan
benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat
serta dituntut peran serta orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam
kehidupan sehari-hari anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan
pendidikan seks yang benar. Oleh sebab itu permasalahan ini merupakan tugas
seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali. Usaha untuk
pencegahan sudah semestinya terus dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda
kita. Agar lebih bermoral, agar lebih bisa diandalkan untuk kebaikan negara ke
depan.
3.2
Saran
Beberapa saran tentang seks bebas yang perlu
diperhatikan adalah :
1.
Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk
anak tetapi tetap memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan
remaja dengan dalam memberikan pandangan yang benar mengenai persepsi pacaran
agar terhindar dari seks bebas.
2.
Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas,
belajar lebih mengenal diri sendiri, meningkatkan ke imanan dan ketakwaannya
dengan mengisi kegiatan yang bermanfaat serta bergaul dengan teman secara benar
sehingga dapat terhindar dan terjerumus pada perilaku seks bebas. Tingkatkanlah
pengetahuan tentang segala perkembangan dengan tetap meningkatkan pula keimanan
dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3.
Kepada para remaja baik pelajar maupun mahasiswa agar selain belajar juga
ikut ambil bagian dalam kegiatan yang positif dan kreatif dalam rangka
menyalurkan energi yang berlebih sehingga tidak mengarah pada penyaluran
dorongan bilogis secara langsung, misalnya dengan kegiatan. Keolahragaan,
pecinta alam, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat mengembangkan potensi
dan bakat masing-masing.