Jumat, 03 Juni 2016

Review Viva moisturizing eye base gel for perfect eyeshadow



review OLAY NATURAL WHITE LIGHT “all in one fairness day cream”

review OLAY NATURAL WHITE LIGHT “all in one fairness day cream”  
Hello ladiest kembali padaku lagi..
Dan akhir-akhir aku pengen banget sering blog produk kecantikan yang pernah aku pake. Sebenernya sih aku udah pengen jadi bloger dari lama Cuma memang lagi-lagi dan lagi rasa malaslah yang jadi hambatan. Hehhe. Oke deh dari pada aku kebanyakan curhat kita mulai review ini.
Buat waktu ini aku pengen review produk yang lumayan udah lama aku pake waktu aku SMA. Dan aku mau review adalah OLAY NATURAL WHITE LIGHT “all in one fairness day cream”  
    


untuk tempatnya tube gitu,
lebih highgenist sih buat tempat yang beginian dari pada jar.



Olay natural white light all in one fairness day cream, cream dengan formulanya yang ringan, tidak berminyak, dengan sistem 3 nutrisi- vitamin B3, pro B5 dan E serta bahan tabir surya membantu,
Mencerahkan kulit
Menyamarkan flek-flek hitam
Meratakan warna kulit sehingga ttampak lebih merata
Melembabkan dan melingdungi kulit dari sinar matahari UV yang berbahaya agar kulit tampak cerah berseri.
Kurang lebihsih begitu tulisan di luar kotak olay.
Aku suka sama wangi dari cream ini seger banget.



Creamnya lebih creami, Cuma agak lebih cair dibandingin cream wajah lainnya, mudah dibaurin di kulit. Warna creamnya putih ke pink gitu. Kalo kita blend dikulit cepet rata kok dan sama dikulit kita.
Aku pake ini setelah pake sunscreen/sunblock soalnya di ingredients belum ada tulisan berapa spfnya. Sekalian aku jadiin pelembab kulit wajah aku.
Kelebihan:
Suka wanginya enak dihidung
Harganya terjangkau RP. 13.000 :- ada dialfa atau indomarket gitu. Pokoknya gampang buat didapetin.
Kekuranga :
Cuma agak lama nyerep dikulitnya.

Maaf jika bahasanya kurang dimengerti, beri saran sama aku ya.
Jangan lupa tinggalin comment kalian di blog aku .


Jumat, 27 Mei 2016

Review BB Cream Garnier All-in-1 Perfecting Cream

Oke sebenarnya aku udah pake produk ini sudah lama,  sekitar tahun 2015. Hihi hallo ini sudah 2016 ya.  Pengen ikut-ikutan aja jadi beauty blooger. Yuk mari kita bagi pengalaman.
Yuk kita kenalan dengan si mungil satu ini
Review BB Cream Garnier All-in-1 Perfecting Cream,



Di depan tempatnya di tulis dengan miracle skin perfektor,  kalo menurut aku sih emang iya. Pake bb cream ini bisa covering muka kita.  Walaupun enggak cover banget.  Any way lumayanlah.


Review BB Cream Garnier All-in-1 Perfecting Cream kadunganya tertulis di wadah ya,  yang buat menarik adalah spf 21 PA ++ anti-uvb anti-uva. Jadi enggak perlu repot-repot pake yang lainya. Cukup pake ini,  langsung timpah bedak. Karna kandungan bb cream inikan udah jelas ya,  pelembab+sunblock.
Cuma kalo buat aktivitas outdoor,  yang sering terpapar sinar matahari aku recomended pake sunblock tambahan ya.
Sebelah kiri udah aku pakein bb cream dan yang kanan itu asli wajah aku.
Buat hasilnya ke cover ya, kalo pengen lebih ke cover coba deh sedikit lebi banyakin di spot yang pengen di tutupin.

Dan ini hasil yang udah aku cover ke seluruh wajah aku dan sapuan makeup sedikit ya,  di lipstik dan alis.
Aku suka pake bb cream ini dan enggak di tampah bedak kalo cuma mau dipake sehari-hari aja.

Kekurangan :
*daya tahannya kurang lama hehe karna aku emang bukan tipekal yang suka touchup

Kelebihan:
*mudah di taro dalam pouch
*mudah didapet dimana saja
*and harganya lumayan terjangkau di dompet buat anak kulian semester akhir seperti aku hihi
Keliatankan gimana cover bb cream ini
ini buat aku aplikasiin ke seleruh wajah ya. 

Kamis, 21 Januari 2016

HOW ABOUT ME

Hei kamu yang disana apa kabar?
Apakah engkau masih sama seperti yang dulu?
Apakah engkau sama dengan ku? Yang selalu menanti kabar dari mu?
Apakah enggkau merindukanku sama seperti aku merindukan mu?
Apakah engkau mengharapkan diriku sama seperti daku mengharapkan dikau?
Apakah engkau tak ingin membagi kabar dengan ku untuk saat ini?
Sama seperti engkau membagi kabar dengan ku saat itu?
Atau mungkin engkau telah sibuk membagi kabar bersamanya?
Membagi canda sama seperti engkau membagi canda itu saat bersamaku?
Bagaimana dengan ku, yang sudah terbiasa dengan tawa mu?
Bagaiman dengan ku yang terus menerus menatap layar telephone hanya ingin menanti kabar dari mu?

How about me dear?

Selasa, 19 Januari 2016

mid night

hello selamat malam, mata yang masih manis menyala.
yuhuu malem ini gue harus dating lagi sama pinki buat cari secercah materi saja.
apa boleh buat harus kuat cari materi, banyakin sugesti yang baik-baik ya :)
biar skripsi kita cantik adanya.
cepet kelar cepet dapet S.Pd cepet dapet kamu.. #loh

Sabtu, 16 Januari 2016

study kasus

jangan lupa tinggalin jejak dengan berterimakasih ^^
oke tugas study kasus ini tugas semester 7 dan yang paling buat gua cukup.....
kalo ada yang salah mohon koreksi, jika ada yang ingin di tanyakan langsung contact aku ya :)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasional
Kehidupan yang dijalani seorang manusia tidak selalu lancar. Dalam perjalanannya seringkali ada hambatan-hambatan berupa masalah kehidupan baik yang mudah maupun yang sulit. Tingkat kesulitan masalah yang dihadapi manusia tentu berbeda bagi setiap individu, karena pada dasarnya manusia memang diciptakan unik. Perbedaan itu meliputi jenisnya, kadarnya maupun lama atau tidaknya masalah dialami oleh setiap individu. Ada masalah tentunya ada cara untuk menyelesaikannya. Penyelesaian masalah bagi tiap individu pun tidak selalu sama antara yang satu dengan yang lain. Adakalanya, penyelesaian masalah itu bisa dilakukan sendirian, namun adakalanya pula penyelesaian masalah itu harus menggunakan bantuan orang atau pihak lain.

Apalagi jika masalah yang dihadapi bukanlah masalah tunggal, melainkan masalah-masalah yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Untuk masalah dengan kriteria ‘berat’, artinya masalah tersebut cukup kompleks, perlu dilakukan langkah-langkah khusus untuk penyelesaiannya. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis memiliki trik khusus untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah seperti tersebut di atas, yaitu dengan menggunakan metode studi kasus.

Menurut Winkel (1981), studi kasus adalah metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan peserta didik secara lebih mendalam dengan tujuan terpecahkannya masalah peserta didikStudi kasus merupakan metode mengumpulkan datapeserta didik secara menyeluruh dan terpadu. Menyeluruh berarti data peserta didik yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek pribadi individu dari mulai keluarga, lingkungan sekitar rumah, sekolah dan sebagainya.
Terpadu berarti menggunakan berbagai pendekatan dan instrumen dalam mengumpulkan data peserta didik baik secara tes maupun non tes. 
Adapun tujuan dari studi kasus adalah:
1.     Mengenal keadaan pribadi individu dengan segala keunikannya.
2.     Mengadakan interpretasi dan diagnosis tingkah laku individu sesuai dengan kasusnya.
3.     Membantu menentukan masalah yang dihadapi individu.
4.     Memperoleh gambaran tentang diri peserta didik secara menyeluruh.

Selain dari beberapa tujuan di atas, terdapat tujuan lain, yaitu membantu pendidik dalam melaksanakan tugas, dan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi peserta didik. 
Disamping tujuan ada alasan diadakannya studi kasus, adalah:
1.     Mendorong sekolah untuk mengadakan evaluasi.
2.     Dapat menyumbangkan penyelidikan latar belakang individu.
3.     Menekankan pendekatan yang teliti dalam memahami individu.
4.     Berguna untuk memecahkan masalah yang sulit dan kompleks.

1.2 Konfidensialitas
Untuk melaksanakan suatu program layanan bimbingan dan konseling, maka setiap guru pembimbing atau  konselor harus memperhatikan dan menjalankan asas-asas yang ada dalam bimbingan konseling, itu merupakan kode etik yan gharus diketahui dan berpegang teguh pada asas itu dan asas yang dimaksud yaitu asas kerahasiaan. Oleh sebab itu hasl dari laporan studi kasus ini yang mengenai semua data-data tentang siswa memang secara sengaja tidak dicantumkan dengan jelas data siswa tersebut. Hal ini  bermaksud untuk menjamin kerahasiaan masalah yang dialami oleh siswa yang bersangkutan.

Informasi dan data-data mengenai konseli dalam proses pemberian bantuan juga dirahasiakan dan apabila dalam penyajiaan dari studi kasus ini terdapat kesamaan dengan identitas atau masalah dengan orang lain hal itu hanya secara kebetulan saja.

1.3 Identifikasi Kasus

1.3.1 Proses Menemukan Kasus

1.3.1.1   Kasus 1
Peserta didik merupakan siswa kelas X di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan . Pemilihan kasus ini didasarkan pada hasil wawancara kepada guru bimbingan dan konseling di SMAN 1 Natar  yang menyatakan bahwa peserta didik ini sering tidak hadir tanpa keterangan,  membolos, dan mengikuti balapan liar. Penulis selanjutnya tertarik untuk menjadikan bahasan tersebut sebagai studi kasus.
1.3.1.2   Kasus 2
Peserta didik merupakan siswa kelas X di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan . Pemilihan kasus ini didasarkan pada hasil wawancara kepada guru bimbingan dan konseling di SMAN 1 Natar  yang menyatakan bahwa peserta didik ini sering di adukan oleh teman di kelas karena tidak begaul dan menunjukkan sikap yang negatif. Penulis selanjutnya tertarik untuk menjadikan bahasan tersebut sebagai studi kasus.

1.3.1.3   Kasus 3
Peserta didik merupakan siswa kelas X di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan . Pemilihan kasus ini didasarkan pada hasil wawancara kepada siswa di saat penulis memberikan layanan bimbingan klasikal di SMAN 1 Natar  yang menyatakan bahwa peserta didik ini belum ada pendapat mengenai karier yang jika ia sudah lulus dari sekolah. Dan ia belum mengetahui apa saja karier yang ada, dan budi sering tidak masuk sekolah tanpa keterangan dan memiliki prestasi di bawah rata-rata di kelas. Penulis selanjutnya tertarik untuk menjadikan bahasan tersebut sebagai studi kasus.

1.3.2     Identifikasi Kasus

1.3.2.1   Identitas Kasus 1
1.    Keterangan Pribadi
a.     Nama                              : Tama (Fiktif/Samaran)
b.     Umur                               : 15 Tahun
c.      Cita-Cita                         : Tentara
d.     Hobi                                 : Otomotif
e.     Tempat/Tgl Lahir           : Lahat, 5 Januari 2000
f.       Jenis Kelamin               : Laki-Laki
g.     Agama                            : Islam
h.     Alamat                             : Labuhan Ratu
i.       Kelas                               : X-8
j.       NIS                                  : 9892

2.  Keterangan fisik
a.     Tinggi badan                 :  165 cm
b.     Berat badan                   :  40 kg
c.      Warna kulit                     :  sawo matang
d.     Bentuk wajah                :  oval
e.     Jenis rambut                  :  bergelombang

3.  Identitas orang tua
1)   Ayah
a)  Nama Ayah                      :  Suprapto
b)  Agama                                :  Islam
c)  Umur                                  :  49 tahun
d)  Pekerjaan                         :  PNS
e)  Pendidikan Terakhir        :  SMA
f)   Alamat                                :  Labuan Ratu
g)  Suku/ kewarganegaraan :  jawa/ indonesia

2)  Ibu
a.  Nama                                 :  Mujiamah
b.  Agama                                :  Islam
c.   Umur                                 :  42 Tahun
d.  Pekerjaan                         :  Ibu Rumah Tangga
e.  Pendidikan Terakhir        :  SMA
f.    Alamat                                :  Labuan Ratu
g.  Suku/Kewarganegaraan           :  Jawa / Indonesia

3)  Saudara
a)  Anak ke                             :  ke-2 dari 3 bersaudara
b)  Laki-laki                            : 1
c)  Perempuan                      : 1

4.  Keterangan Tempat Tinggal
a)     Tinggal dengan                            :  Orang Tua
b)     Ke Sekolah dengan                    :  Mobil/Motor
c)     Jarak Rumah dengan Sekolah :  10 Km

5.  Keterangan Kesehatan
a.     Penglihatan                                   : Kiri 0,5 Dan Kanan 0,75
b.     Pendengaran                                : Baik
c.      Penciuman                                    : Baik
d.     Penyakit Yang Pernah Diderita   : Tipes dan Magh

6.  Keterangan Lainnya
a.     Penampilan
-     Ekspresi Wajah          :   Mudah Tersenyum
-     Kerapian Suara          :  
b.     Persentase Kehadiran   :   Sering Membolos
c.      Tipe Pergaulan              :   Berkelompok
d.     Kegiatan Di Luar Sekoalah :   -
e.     Kehidupan Belajar Di Rumah           
-     Jumlah Jam Belajar             :   30 Menit
-     Sarana Dan Prasarana       :   Tercukupi

7.  Gambaran Keunikan Fisik
a.  Penampilan Fisik            :
Mempunyai  perawakan yang kurus dengan tinggi 165 cm dan berat badan 40 kg, warna kulit sawo matang.  Peserta didik berpakaian rapi, raut muka oval, dan warna rambut hitam, bergelombang. Dalam berkomunikasi peserta didik lebih sering menggunakan bahasa jawa kasar dan indonesia.
b.  Penampilan Psikis :
Peserta didik termasuk anak yang ceria namun cuek dengan lingkungan sekitarnya. Peserta didik jarang memperhatikan pelajaran. Sering merasa malas dan jenuh berada di dalam kelas. Namun ia ramah akan senyuman.

1.3.2.2   Identifikasi Kasus 2
1.  Keterangan pribadi
a.    Nama                               : Ara (Fiktif/Samaran)
b.    Umur                                : 15 Tahun
c.    Cita-Cita                          : Guru
d.    Hobi                                  : Membaca
e.    Tempat/Tgl Lahir            : Negara Ratu, 27 November 2000
f.     Jenis Kelamin                : Perempuan
g.    Agama                             : Islam
h.    Alamat                              : Negara Ratu- Tanjung Baru
i.      Kelas                                : X-8
j.      Nis                                                : 9865

2.  Keterangan Fisik
a.    Tinggi Badan                  :  156cm
b.    Berat Badan                    :  40 Kg
c.    Warna Kulit                     :  Kuning Langsat
d.    Bentuk Wajah                 :  Oval
e.     Jenis Rambut                :  Bergelombang

3.  Identitas Orang Tua
1)     Ayah
a.    Nama Ayah                       :  Sukarman
b.    Agama                                :  Islam
c.    Umur                                   :  52 Tahun
d.    Pekerjaan                           :  Buruh Bangunan
e.    Pendidikan Terakhir         :  SD
f.     Alamat                                 :  Negara Ratu- Tanjung Baru
g.    Suku/ Kewarganegaraan :  Jawa/ Indonesia

2)     Ibu
a.    Nama                                :  Samiem
b.    Agama                               :  Islam
c.    Umur                                  :  49 Tahun
d.    Pekerjaan                          :  Ibu Rumah Tangga
e.    Pendidikan Terakhir        :  SD
f.     Alamat                                : Negara Ratu – Tanjung Baru
g.    Suku/Kewarganegaraan :  Jawa / Indonesia

3)     Saudara
a.    Anak Ke                           :  Ke-5 Dari 5 Bersaudara
b.    Laki-Laki                          : 1
c.    Perempuan                     : 4



4.     Keterangan Tempat Tinggal           
a.    Tinggal Dengan                           :  Orang Tua
b.    Ke Sekolah Dengan                   :  Angkutan Umum
c.    Jarak Rumah Dengan Sekolah :  2 Km

5.     Keterangan Kesehatan
a.    Penglihatan                                : Baik
b.    Pendengaran                             : Baik
c.    Penciuman                                 : Baik
d.    Penyakit Yang Pernah Diderita : -

6.     Keterangan Lainnya
a.    Penampilan
~  Ekspresi Wajah                     :   Mudah Tersenyum
~  Kerapian Suara                     :   -
b.    Persentase Kehadiran              :   -
c.    Tipe Pergaulan                          :   Berkelompok
d.    Kegiatan Di Luar Sekoalah     :   -
e.    Kehidupan Belajar Di Rumah
~        Jumlah Jam Belajar :   60 Menit
~        Sarana Dan Prasarana      :   Kurang Memadai

7.     Gambaran Keunikan Fisik
a.  Penampilan Fisik            :
Mempunyai  perawakan yang kurus dengan tinggi 156 cm dan berat badan 40 kg, warna kulit sawo matang.  Peserta didik berpakaian rapi, raut muka oval, dan warna rambut hitam, bergelombang. Dalam berkomunikasi peserta didik lebih sering menggunakan bahasa jawa kasar dan indonesia.



b.  Penampilan Psikis          :
Peserta didik termasuk anak yang ceria namun cuek dengan lingkungan sekitarnya. Peserta didik jarang memperhatikan pelajaran. Sering merasa malas dan jenuh berada di dalam kelas. Namun ia ramah akan senyuman.

1.3.2.3   Identitas Kasus 3
1.  Keterangan pribadi
a.    Nama                               : Budi (Fiktif/Samaran)
b.    Umur                                : 15 Tahun
c.    Cita-Cita                          : -
d.    Hobi                                  : -
e.    Tempat/Tgl Lahir            : Menggala, 18 Februari 2000
f.     Jenis Kelamin                : Laki-Laki
g.    Agama                             : Islam
h.    Alamat                              : Hajimena, BLPP perum GTS
i.      Kelas                                : X-3
j.      NIS                                   : 1274

2.  Keterangan fisik
a.     Tinggi Badan                 :  169 cm
b.     Berat Badan                   :  45 Kg
c.      Warna Kulit                    :  Putih 
d.     Bentuk Wajah                :  Oval
e.     Jenis Rambut                :  Lurus

3.  Identitas orang tua
1)     Ayah
1.    Nama Ayah                         :  Yurni
2.    Agama                                 :  Islam
3.    Umur                                    :  47 Tahun
4.    Pekerjaan                            :  Tukang Ojek
5.    Pendidikan Terakhir          :  Smp
6.    Alamat                                  :  Hajimena- Bblpp
7.    Suku/ Kewarganegaraan  :  Lampung / Indonesia

2)     Ibu
a.    Nama                                  :  Masneli
b.    Agama                                 :  Islam
c.    Umur                                 :  45 Tahun
d.    Pekerjaan                          :  Ibu Rumah Tangga
e.    Pendidikan Terakhir        :  Smp
f.     Alamat                                :  Hajimena/ BLPP
g.    Suku/Kewarganegaraan :  Lampung / Indonesia

3)     Saudara
a.    Anak Ke                                       :  Ke-2 Dari 4 Bersaudara
b.    Laki-Laki                                      : 3
c.    Perempuan                                 : 1

4.     Keterangan Tempat Tinggal           
a.    Tinggal dengan                            :  Orang Tua
b.    Ke Sekolah dengan                    :  Angkutan Umum
c.    Jarak Rumah dengan Sekolah  :  8 Km

5.     Keterangan Kesehatan
a.    Penglihatan                                : Baik
b.    Pendengaran                             : Baik
c.    Penciuman                                 : Baik
d.    Penyakit yang pernah diderita : -

6.     Keterangan Lainnya
a.    Penampilan
~        Ekspresi Wajah                    :   Mudah Tersenyum
~        Kerapian Suara                    :   -
b.    Persentase Kehadiran              :   Sering Membolos
c.    Tipe Pergaulan                          :   Berkelompok
d.    Kegiatan Di Luar Sekoalah     :   -
e.    Kehidupan belajar di rumah    :
f.     Jumlah jam belajar                    :   -
g.    Sarana dan prasarana              :   kurang memadai

7.  Gambaran Keunikan Fisik
a.    Penampilan Fisik           :
Mempunyai  perawakan yang kurus dengan tinggi 169 cm dan berat badan 45 kg, warna kulit sawo matang.  Peserta didik berpakaian rapi, raut muka oval, dan warna rambut hitam, bergelombang. Dalam berkomunikasi peserta didik lebih sering menggunakan bahasa lampung kasar dan indonesia.
b.    Penampilan Psikis        :
Peserta didik termasuk anak yang pendiam dan cuek dengan lingkungan sekitarnya. Peserta didik jarang memperhatikan pelajaran. Sering merasa malas dan jenuh berada di dalam kelas. Peserta didik hanya dekat dengan teman sebangku. Dan ia sukar bergaul dengan teman dikelas.




BAB II
GEJALA DAN ALASAN PEMILIHAN KASUS


2.1 Gejala
Seseorang yang mempunyai masalah akan selalu menampakkan gejala-gejala tertentu, yang akhirnya dapat diketahui apakah seseorang itu sedang bermasalah atau tidak. Gejala-gejala itu nampak pada pola perilaku peserta didik dan prestasi belajar yang diraihnya.

2.1.1     Gejala Kasus 1
1.  Gejala fisik
a.  Peserta didik sering membolos jam pelajaran dan tidak masuk sekolah tanpa keterangan.
b.  Peserta didik mengikuti dan sering balapan liar.
c.   Peserta diidk meminta uang untuk membeli pakaian/jajan dan digunakan untuk memodifikasi motor.
d.  Peserta didik sering mengikuti event resmi motor dan menjuarainya.
2.  Gejala psikis
a.  Peserta didik tidak dapat membagi waktu belajar baik di sekolah maupun dirumah.
b.  Peserta didik mudah terpancing emosinya.
c.   Peserta didik mudah jenuh ketika belajar
3.  Gejala sosial
a.  Peserta didik kelihatan akrab dengan teman tertentu atau berkelompok dalam berteman.
b.  Peserta didik tergolong siswa yang ceria.
c.   Peserta didik sering mengobrol di saat jam belajar berlangsung.
d.  Peserta didik tergolong/terkesan cuek dengan lingkungan sekitar.



4.  Nilai akademik
Prestasi peserta didik tergolong rata-rata seperti teman sekelasnya.

2.1.2     Gejalan Kasus 2
1.    Gejala fisik
a.    Peserta didik bergaul secara berkelompok.
b.   Peserta didik merasa bosan saat jam belajar.
2.  Gejala psikis
a.    Peserta didik merasa susah dalam menyesuaikan diri
b.   Peserta didik kurang memperhatikan guru
3.  Gejala sosial
a.    Peserta didik kelihatan akrab dengan teman tertentu atau berkelompok dalam berteman.
b.  Peserta didik tergolong siswa yang ceria.
c.   Peserta didik sering mengobrol di saat jam belajar berlangsung.
4.  Nilai akademik
Prestasi peserta didik tergolong rata-rata seperti teman sekelasnya.

2.1.3     Kasus 3
1.    Gejala fisik
a.  Peserta didik sering membolos jam pelajaran dan tidak masuk sekolah tanpa keterangan.
b.  Peserta didik membolos bersama temannya di luar.
2.  Gejala psikis
a.  Peserta didik tidak dapat membagi waktu belajar baik di sekolah maupun dirumah.
b.  Peserta didik mudah jenuh ketika belajar
3.  Gejala sosial
a.  Peserta didik kelihatan akrab dengan teman tertentu atau berkelompok dalam berteman.
b.  Peserta didik tergolong siswa yang pendiam
c.   Peserta didik sering mengobrol di saat jam belajar berlangsung.
d.  Peserta didik tergolong/terkesan cuek dengan lingkungan sekitar.
4.  Nilai akademik
Prestasi peserta didik tergolong rata-rata di bawah teman-temanya.

2.2      Alasan Pemilihan Kasus
2.2.1     Kasus 1
Berdasarkan gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, maka dipilih Tama  (fiktif) sebagai objek. Layanan bimbingan dan konseling perlu diberikan pada Tama (fiktif). Jika peserta didik tidak segera diberi bantuan dalam mengatasi masalahnya, dikhawatirkan peserta didik tidak mampu mengikuti pelajaran yang lebih sulit lagi sehingga peserta didik semakin tertinggal pelajaran, akibatnya nilai yang diperoleh semakin rendah dan bisa tidak lulus naik kelas. Pemberian layanan bimbingan dan konseling ini akan dapat membantu peserta didik mengatasi perilakunya dan menemukan cara menghentikan perilaku peserta didik, sehingga peserta didik dapat memperbaiki cara belajarnya dan dapat meningkatkan motivasi serta prestasi belajarnya.

2.2.2     Kasus 2
Berdasarkan gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, maka dipilih Ara (fiktif) sebagai objek. Layanan bimbingan dan konseling perlu diberikan pada Ara (fiktif). Jika peserta didik tidak segera diberi bantuan dalam mengatasi masalahnya, dikhawatirkan peserta didik tidak mampu mengikuti pelajaran yang lebih sulit lagi sehingga peserta didik semakin tertinggal pelajaran, akibatnya nilai yang diperoleh semakin rendah dan bisa tidak lulus naik kelas. Pemberian layanan bimbingan dan konseling ini akan dapat membantu peserta didik mengatasi perilakunya dan menemukan cara menghentikan perilaku peserta didik, sehingga peserta didik dapat memperbaiki cara belajarnya dan dapat meningkatkan motivasi serta prestasi belajarnya.


2.2.3     Kasus 3
Berdasarkan gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, maka dipilih budi (fiktif) sebagai objek. Layanan bimbingan dan konseling perlu diberikan pada budi (fiktif). Jika peserta didik tidak segera diberi bantuan dalam mengatasi masalahnya, dikhawatirkan peserta didik tidak mampu mengikuti pelajaran yang lebih sulit lagi sehingga peserta didik semakin tertinggal pelajaran, akibatnya nilai yang diperoleh semakin rendah dan bisa tidak lulus naik kelas. Pemberian layanan bimbingan dan konseling ini akan dapat membantu peserta didik mengatasi perilakunya dan menemukan cara menghentikan perilaku peserta didik, sehingga peserta didik dapat memperbaiki cara belajarnya dan dapat meningkatkan motivasi serta prestasi belajarnya.

2.3      Rancangan Studi Kasus
Prosedur yang digunakan dalam membantu klien adalah ancangan klinis model trait and fackor yang di kembangkan oleh E.G Williamson. Ancangan ini mencakup lima tahap yang terdiri atas analisis, sintentis, diagnosis, treatment, evaluasi, dan follow up. Dengan ancangan ini diharapkan dapat memudahkan dalam mengintegrasikan masalah klien dan alrernatif pemecahannya. Dengan menggunakan pendekatan ini penulis dapat mengumpulkan data sebanyak mungkin dan dapat menentukan masalah serta memprediksikan apa yang terjadi bila klien tidak memperoleh bantuan.

Tahap tersebut dapat digunakan secara fleksibel, hal ini terjadi karena dalam konseling dimungkinkan untuk kembali pada tahap awal (setelah mencapai tahap akhir), apabila tahap yang terdahulu dianggap belum sempurna dan masih terdapat kekurangan.

Pada tahap pertama dan keempat dalam Trait And Factor dapat digunakan di luar sesi konseling, tanpa tatap muka dengan peserta didik. Misalnya mempelajari catatan-catatan kumulatif siswa dan memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan pada data yang ada. Setelah itu baru diadakan pertemuan dengan peserta didik dalam situasi konseling dengan sasaran utamanya adalah pemecahan masalah




BAB III
PROSEDUR DAN METODE PENELITIAN

Untuk mendapatkan data tentang kasus yang bersifat integratif dan komprehensif perlu menggunakan berbagai jenis teknik pengumpulan data. Pengumpulan data ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi atau gambaran jelas tentang diripeserta didik dan masalahnya secara utuh. Kelengkapan data yang diperoleh, sangat penting artinya untuk merencanakan pemberian bantuan kepada peserta didik.
 Sesuai dengan ancangan studi kasus yang telah dipilih sebelumnya, proses penyelidikan kasus dilaksanakan dengan sistematis, intensif, dan komprehen-sif melalui tahap analisis, sintesis, diagnosis, prognosis, treatment, dan tahap tindak lanjut.

3.1 Analisis
Tahap analisis data merupakan langkah pengumpulan informasi tentang diri peserta didik beserta latar belakanganya. Informasi atau data yang dikumpulkan mencakup segala aspek kepribadian peserta didik sejauh dapat dijangkau, seperti kemampuan, minat, motivasi, kesehatan fisik, dan karakteristik lainnya. Tujuan dari tahap analisis yaitu untuk mengetahui secara mendalam dan luas tentang masalah yang dihadapi oleh peserta didik serta untuk memberikan bantuan yang tepat pada peserta didik.
Pada tahap analisis data dikumpulkan secara mendalam dan disajikan dalam bentuk yang terorganisir. Analisis dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data. Berikut ini ada beberapa alat pengumpul data non tes yang digunakan untuk mengumpulkan data kasus.
1.  Wawancara
Wawancara merupakan teknik atau alat pengumpul data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara lisan baik langsung maupun tidak langsung yang terarah pada tujuan tertentu terhadap responden yang dituju.
1)    Wawancara kasus 1
Wawancara di lakukan dengan ibu asmawati selaku guru pembimbing kelas. Data yang diperoleh dari hasil wawancara adalah:
a.  Peserta didik diketahui sering tidak masuk sekolah tanpa keterangan.
b.  Peserta didik kurangnya perhatian dari orangtua dikarenakan orangtua sibuk akan bekerja.
Wawancara dilakukakan dengan peserta didik, dan data yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut adalah:
a.  Peserta didik sering tidak hadir tanpa keterangan, lalu dia membolos. Membolos di tempat temannya yang memiliki bengkel motor.
b.  Peserta didik mengaku bahwa ia gemar akan otomotif dan ia sering mengikuti balap liar.
c.   Peserta didik meminta uang untuk di pergunakan memperbaiki motor.

2)    Wawancara kasus 2
Wawancara di lakukan dengan ibu asmawati selaku guru pembimbing kelas. Data yang diperoleh dari hasil wawancara adalah:
c.   Peserta didik diketahui sukar dalam bergaul dengan teman sebaya
d.  Peserta didik kurangnya perhatian dari orangtua dikarenakan orangtua sibuk akan bekerja dan memiliki adik kecil dari Ara  (fiktif)
Wawancara dilakukakan dengan peserta didik, dan data yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut adalah:
a.    Peserta didik sering sukar dalam bergaul karena merasa ia dari kelas ekonomi bawah
b.  Peserta didik mengaku bahwa dirumah ia kurang diperhatikan dengan orangtuanya dan merasa bahwa orangtuanya pilih kasih.
c.   Peserta didik disaat meminta uang kepada ibunya, namun ia mendapatkan omelan dari ibunya.


3)    Wawancara kasus 3
Wawancara di lakukan dengan ibu asmawati selaku guru pembimbing kelas. Data yang diperoleh dari hasil wawancara adalah:
a.    Peserta didik diketahui sering tidak masuk sekolah tanpa keterangan.
b.   Peserta didik ini memiliki kecenderungan untuk malas ke sekolah.
Wawancara dilakukakan dengan peserta didik, dan data yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut adalah:
a.    Peserta didik sering tidak hadir tanpa keterangan, lalu dia membolos.
b.   Peserta didik mengaku bahwa dari kehidupan keluarganya, peserta didik berasal dari keluarga yang kurang dengan dan banyak anggota keluarga sehingga menurutnya ia senantiasa merasa ada kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolahnya, dan juga ia jarang berkomunikasi dengan orangtua.

2.    Observasi
Observasi atau pengamatan adalah teknik perekaman data /keterangan /informasi tentang diri seseorang yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, sehingga diperoleh data tingkah laku seseorang yang tampak, apa yang dikatakan, dan apa yang diperbuatnya. Pengumpulan data melalui observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap subyek yang diamati.

1)    Observasi kasus 1
Dari observasi di peroleh data sebagai berikut :
a.  Peserta didik membolos di jam pelajaran dan ke kantin bersama teman-temannya.
b.  Peserta didik mengobrol bersama teman dikelas dan secara berkelompok saja.
c.   Peserta didik suka keluar kelas di jam pelajaran.


2)    Observasi kasus 2
Dari observasi di peroleh data sebagai berikut :
a.  Peserta didik didalam kelas suka tertawa dan ribut dikelas
b.  Peserta didik mengobrol bersama teman dikelas dan secara berkelompok saja.
c.   Peserta didik suka meludah sembarangan di saat ada teman di dekatnya.

3)    Observasi kasus 3
Dari observasi di peroleh data sebagai berikut :
a.  Peserta didik membolos di jam pelajaran dan ke kantin bersama teman-temannya.
b.  Peserta didik mengobrol bersama teman dikelas dan secara berkelompok saja.
c.   Peserta didik suka keluar kelas di jam pelajaran.
d.  Peserta didik sulit untuk memberikan pendapat.

3.  Sosiometri
Sosiometri adalah alat yang digunakan untuk meneliti struktur sosial sekelompok individu dengan dasar penelaahan relasi sosial, status sosial dan masing-masing anggota kelompok yang bersangkutan. Data hasil sosiometri dapat di ketahui bahwa :
1)  Kasus 1
Klien mendapat skore 10 sebagai siswa yang kurang cocok di ajak belajar bersama.
2)  Kasus 2
Klien  mendapat skore 12sebagai siswa yang kurang cocok di ajak belajar bersama.
3)  Kasus 3
Klien mendapat skore 10 sebagai siswa yang kurang cocok di ajak belajar bersama.

4.  Studi Dokumenter
Studi dokumenter merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk memperoleh informasi dengan cara mempelajari data-data yang berkaitan dengan subyek yang diteliti. Data yang diperoleh adalah data sekunder/ data pribadi dari guru bimbingan dan konseling.

3.2      Sintesis
Sintesis adalah usaha untuk merangkum, menggolong-golongkan, dan menghubung-hubungkan data yang telah terkumpul pada tahap analisis yang telah disusun rapi sehingga menunjukkan keseluruhan gambaran tentang diri peserta didik. Dari sintesis ini akan diperoleh pemahaman secara keseluruhan tentang siapa diri peserta didik sebenarnya, serta gambaran masalah apa yang dihadapi peserta didik.

1)  Sintesis Kasus 1
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa peserta didik mengalami masalah salah pergaulan. Peserta didik malas belajar, sering membolos,kurang bersemangat mengikuti pelajaran,  mengantuk dan bosan pada saat belajar.
2)  Sintesis Kasus 2
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa peserta didik mengalami masalah salah pergaulan. Peserta didik malas belajar, ribut dikelas dan tertawa keras, kurang ramah dan sopan,  kurang bersemangat mengikuti pelajaran, mengantuk  dan bosan pada saat belajar.
3)  Sintesis Kasus 3
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa peserta didik mengalami masalah dalam penentuan karier. Peserta didik malas belajar, sering membolos, kurang bersemangat mengikuti pelajaran, mengantuk  dan bosan pada saat belajar.


3.3      Diagnosis
Diagnosis merupakan suatu tahapan untuk mencoba menemukan penyebab timbulnya masalah yang dihadapi peserta didik. Diagnosis ini meliputi dua kegiatan yaitu identifikasi masalah dan etiologi.

3.3.1    Identifikasi masalah
Identifikasi masalah ini merupakan tahapan untuk membuat deskripsi atau gambaran msalah yang sedang dihadapi peserta didik.
1)    Kasus 1
Berdasarkan data-data yang sedang dihadapi peserta didik, yaitu : pribadi-sosial-belajar.
a.    Sering membolos jam pelajaran dan tidak masuk sekolah tanpa keterangan
b.    Tidak dapat membagi waktu belajar baik di sekolah maupun dirumah.
c.     Mudah terpancing emosinya.
2)    Kasus 2
Berdasarkan data-data yang sedang dihadapi peserta didik, yaitu : sosial
a.     Bergaul  secara berkelompok
b.     Merasa susah dalam menyesuaikan diri
3)    Kasus 3
Berdasarkan data-data yang sedang dihadapi peserta didik, yaitu : karier.
a.    Ketidakpercayaan diri dalam menyusun cita-cita
b.    Malas/ membolos.
c.    Kesulitan dalam belajar karena kurangnya fasilitas pelengkap belajar, dan waktu belajar yang kurang teratur.
d.    Kehidupan keluarga yang kurang komunikasi dengan ekonomi rendah.



3.3.2     Etiologi
Etiologi merupakan tahapan yang meliputi kegiatan mencari faktor-faktor yang menyebabkan atau melatar belakangi munculnya masalah yang dialami peserta didik.

1)    Kasus 1
Dari hasil rekaman data yang diperoleh dapat ditemukan beberapa hal yang melatar belakangi munculnya masalah peserta didik, yaitu:
a.    Masalah internal (dari dalam diri peserta didik)
a)    Peserta didik kurang bersemangat mengikuti pelajaran.
b)    Peserta didik selalu memikirkan modifikasi motor, event motor, balapan motor saat jam pelajaran berlangsung.
b.    Masalah eksternal (dari luar diri peserta didik)
a)    Peserta didik bergaul dengan geng motor dan teman-teman bengkel motor.
b)    Peserta didik kurang mendapatkan perhatian dari orang tua.
2)    Kasus 2
Dari hasil rekaman data yang diperoleh dapat ditemukan beberapa hal yang melatar belakangi munculnya masalah peserta didik, yaitu:
a.    Masalah internal (dari dalam diri peserta didik)
a)    Peserta didik merasa sukar dalam bersosialisai
b)    Peserta didik sering tertawa dan ribut dikelas.
b.    Masalah eksternal (dari luar diri peserta didik)
a)    Peserta didik bergaul dengan hanya berkelompok
b)    Peserta didik kurang mendapatkan perhatian dari orang tua.
3)    Kasus 3
Dari hasil rekaman data yang diperoleh dapat ditemukan beberapa hal yang melatar belakangi munculnya masalah peserta didik, yaitu:
a.    Masalah internal (dari dalam diri peserta didik)
a)    Peserta didik kurang bersemangat mengikuti pelajaran.
b)    Peserta didik merasa bahwa ia tidak ada kepercayaan diri dalam menyusun cita-cita
b.    Masalah eksternal (dari luar diri peserta didik)
a)    Peserta didik bergaul dengan teman yang tidak bersekolah
b)    Peserta didik kurang komunikasi dengan orang tua.

3.4  Prognosis
Prognosis merupakan tahapan dalam proses pemecahan masalah yang kegiatan utamanya dalah memprediksi tentang kemungkinan yang terjadi apabila masalah peserta didik tidak segera ditangani, juga memprediksi tentang peluang yang diperoleh peserta didik jika masalah peserta didik dapat teratasi.
1)    Kasus 1
1.    Kemungkinan yang terjadi apabila masalah peserta didik tidak segera diatasi adalah :
a)    Peserta didik dapat di tangkap oleh polisi jika terus mengikuti balapan liar.
b)Peserta didik akan semakin ketinggalan mata pelajaran.
c)    Peserta didik dapat tinggal kelas/ tidak naik kelas.
d)Prestasi belajar peserta didik terus-terusan akan menurun.
2.    Kemungkinan yang terjadi apabila masalah peserta didik segera diatasi adalah :
a)    Peserta didik melanjutkan belajarnya tdan mengatasi hambatannya.
b)    Peserta didik dapat berprestasi di sekolah.
2)    Kasus 2
1.    Kemungkinan yang terjadi apabila masalah peserta didik tidak segera diatasi adalah :
a)    Peserta didik akan sukar bergaul jika ia mendapatkan situasi yang baru
b)Peserta didik akan di kucilkan di dalam kelas
2.    Kemungkinan yang terjadi apabila masalah peserta didik segera diatasi adalah :
a)    Peserta didik bergaul dalam kelas dan mengatasi hambatannya.
b)    Peserta didik dapat berprestasi di sekolah.

3)    Kasus 3
1.    Kemungkinan yang terjadi apabila masalah peserta didik tidak segera diatasi adalah :
a)    Peserta didik tidak dapat menentukan cita-cita untuk masa depannya
b)Peserta didik akan semakin ketinggalan mata pelajaran.
c) Prestasi belajar peserta didik terus-terusan akan menurun.
2.    Kemungkinan yang terjadi apabila masalah peserta didik segera diatasi adalah :
a)    Peserta didik dapat mengambil keputusan karier dan mengatasi hambatannya.
b)    Peserta didik dapat berprestasi di sekolah.



BAB IV
USAHA-USAHA BANTUAN

Tahap ini merupakan inti studi kasus. Tahap ini merupakan pengupayaan bantuan terhadap permasalahan peserta didik . Tujuannya adalah untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah sehingga dapat bertingkah laku adaptif. Langkah pemberian bantuan untuk mengatasi masalah yang dihadapi peserta didik.

4.1  Bantuan yang Direncanakan
Usaha-usaha bantuan yang akan diberikan kepada peserta didik agar dapat mengatasi permasalahan yang dihadapinya, meliputi : konseling individu, layanan informasi dan motivasi, reinforcement ataupun berupa pujian serta peserta didik diajak untuk berdiskusi mengenai apa yang akan ia lakukan, yang terakhir adalah reasurance. Bantuan-bantuan ini direncanakan agar pemecahan masalah pada peserta didik betul-betul efektif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

1.     Konseling individu
Merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yang tujuannya adalah untuk membantu peserta didik yang bermasalah agar dapat menyelesaikan masalahnya sehingga peserta didik dapat berkem- bang secara optimal. Pada tahap layanan konseling individu ini penulis menggunakan pendekatan Behavioral dengan menggunakan teknik behavioral contract. Alasan pemilihan pendekatan ini karena permasalahan yang terjadi pada peserta didik adalah permasalahan tingkah laku. Tujuan dari pelaksanaan konseling adalah untuk membantu peserta didik memahami diri, merencanakan alternatif, pilihan, mengambil keputusan dan melaksanakannya untuk mengubah tingkah lakunya, sehingga mendapatkan kesejahteraan hidup.

2.  Layanan informasi
Pemberian informasi ini dilakukan melalui bimbingan kelompok yaitu pemutaran film tentang bahaya balap liar, penyesuaian diri serta info tentang berbagai macam karier. Dan peserta didik juga akan memikirkan tugas-tugasnya sebagai pelajar yang sebentar lagi menghadapi ujian kenaikan kelas.

3.  Pemberian Motivasi dan Reinforcement
Motivasi diberikan untuk menumbuhkan dorongan dari dalam diri peserta didik sendiri agar mau merubah perilakunya yang merugikan diri sendiri juga orang lain, juga tentang cita-cita dan masa depan peserta didik, serta memberikan semangat kepada peserta didik melalui reward. Memberikan dorongan bahwa peserta didik sebenarnya mampu jika berusaha dengan sungguh-sungguh. Pemberian reinforcement dapat berupa pujian, hadiah, atau acungan jempol jika  menunjukan peningkatan perilaku positifnya atau prestasinya.

4.  Ventilasi
Pendidik mengajak peserta didik unuk berdiskusi. Peserta didik diajak mengeluarkan isi hatinya, apa yang membuatnya terhambat. Kemudian pendidik mengajak pesera didik mengkoreksi semua kejadian yang telah terjadi, apa yang telah tepat dan apa yang perlu diperbaiki.

5.  Reasurance
Pendidik menjamin kepada peserta didik bahwa jika peserta didik mau mengiukuti segala kegiatan dengan baik terkait penanganan hambatannya, ia akan menjadi orang yang jauh lebih baik.

6.  Layanan konsultasi
Layanan konsultasi adalah layanan konseling oleh konselor terhadap konsulti yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan, pemahaman dan cara yang perlu dilaksanakan unruk menangani masalah pihak ketiga (Prayitno, 2004:1). Layanan konsultasi ini bertujuan untuk mengajak bersama orangtua peserta didik dengan pihak sekolah dalam menanggapi permasalahan dalam peserta didik.

4.2  Bantuan yang Terlaksana
1)    Kasus 1
1)  Konseling Individu
Layanan konseling individu ini telah di laksanakan dalam 4 (empat) kali pertemuan. Dari proses konseling tersebut diperoleh suatu keputusan, antara lain sebagai berikut:
a.     Klien memiliki masalah pribadi-sosial-belajar
b.     Klien sadar jika perbuataanya itu salah
c.      Klien ingin merubah perbuatannya menjadi lebih baik

2.    Layanan Informasi
Layanan informasi mengenai “Bahaya Balapan Liar” dengan tujuan diberikan layanan ini peserta didik akan berfikir kembali untuk mengikuti balap liar. Dan peserta diidk juga akan memikirkan tugas-tugasnya sebagai pelajar yang sebentar mengahadapi ujian kenaikan kelas. Dari pemberian layanan ini peserta didik mengambil tindakan, sebagai berikut :
a.  Peserta didik dapat memahami bagaimana bahayanya balapan liar itu.
b.  Peserta didik dapat memahami tentang pentingnya belajar di sekolah.
c.   Peserta didik dapat memilih teman yang dapat mengarahkan ia kegiatan yang lebih positif.

3.    Pemberian Motivasi dan Reinforcement
Motivasi diberikan untuk menumbuhkan dorongan dari dalam diri peserta didik sendiri agar mau merubah perilakunya yang merugikan diri sendiri juga orang lain, juga tentang cita-cita dan masa depan peserta didik, serta memberikan semangat kepada peserta didik melalui reward. 
Dari pemberian layanan ini peserta didik mengambil tindakan, sebagai
berikut :
a.    Peserta didik termotivasi untuk berangkat kesekolah dan mengikuti pelajaran yang berlangsung.
b.    Peserta didik mulai terbiasa akan bergabung dan berbaur dengan teman di kelas.

4.    Ventilasi
Dari pemberian layanan ini peserta didik mengambil tindakan, sebagai
berikut :
a.  Peserta didik mengakui bahwa ia mengikuti balapan liar itu adalah salah.
b.  Peserta didik merasa bahwa ia kurang diperhatikan oleh kedua orangtuanya yang disibukkan oleh pekerjaannya.
c.   Peserta didik beranggapan bahwa teman dikelasnya kurang cocok berteman dengan dirinya.

5.    Reasurance
Dari pemberian layanan ini peserta didik mengambil tindakan dengan mau mengiukuti segala kegiatan dengan baik terkait penanganan hambatannya, ia akan menjadi orang yang jauh lebih baik.

2)    Kasus 2
1.  Konseling Individu
Layanan konseling individu ini telah di laksanakan dalam 3 (dua) kali pertemuan. Dari proses konseling tersebut diperoleh suatu keputusan, antara lain sebagai berikut:
a.  Klien memiliki masalah terhadap sosialnya
b.  Klien sadar jika ia kurang perca diri dalam penyesuaian terhadap lingkungan baru
c.   Klien dapat mengubah kebiasaanya yang kurang percaya diri menjadi percaya diri dan lebih baik lagi.

2.  Layanan Informasi
Layanan informasi mengenai “penyesuaian diri” dengan tujuan diberikan layanan ini peserta didik akan lebih mudah untuk berinteraksi dengan lingkungan yang baru. Dan peserta diidk juga akan memikirkan tugas-tugasnya sebagai pelajar yang sebentar mengahadapi ujian kenaikan kelas. Dari pemberian layanan ini peserta didik mengambil tindakan, sebagai berikut:
a.    Peserta didik dapat memahami bagaimana bergaul dengan teman sebayanya.
b.    Peserta didik dapat memahami tentang penyesuaian diri.
c.    Peserta didik dapat memilih teman yang dapat mengarahkan ia kegiatan yang lebih positif.

3.  Pemberian Motivasi dan Reinforcement
Motivasi diberikan untuk menumbuhkan dorongan dari dalam diri peserta didik sendiri agar mau merubah perilakunya yang merugikan diri sendiri juga orang lain, juga tentang cita-cita dan masa depan peserta didik, serta memberikan semangat kepada peserta didik melalui reward. 
Dari pemberian layanan ini peserta didik mengambil tindakan, sebagai
berikut :
a.    Peserta didik termotivasi untuk berinteraksi dengan teman sebaya di sekolah.
b.    Peserta didik mulai terbiasa akan bergabung dan berbaur dengan teman di kelas.

4.  Ventilasi
Dari pemberian layanan ini peserta didik mengambil tindakan, sebagai
berikut :
a.    Peserta didik mengakui bahwa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru itu sulit.
b.  Peserta didik merasa bahwa ia kurang diperhatikan oleh kedua orangtuanya .
c.   Peserta didik beranggapan bahwa teman dikelasnya kurang cocok berteman dengan dirinya.

5.  Reasurance
Dari pemberian layanan ini peserta didik mengambil tindakan dengan mau mengiukuti segala kegiatan dengan baik terkait penanganan hambatannya, ia akan menjadi orang yang jauh lebih baik.

3)    Kasus 3
1.  Konseling Individu
Layanan konseling individu ini telah di laksanakan dalam 2 (dua) kali pertemuan. Dari proses konseling tersebut diperoleh suatu keputusan, antara lain sebagai berikut:
a.    Konseling memilki masalah terhadap karier
b.    Klien merasa tidak percaya diri dalam mengambil keputusan dalam penentuan karier
c.      Klien ingin mengubah sikapnya menjadi lebih baik

2.  Layanan Informasi
Layanan informasi mengenai “Berbagai Macam Karier” dengan tujuan diberikan layanan ini peserta didik dapat mengetahui berbagai macam karier. Dan peserta diidk juga akan memikirkan tugas-tugasnya sebagai pelajar yang sebentar mengahadapi ujian kenaikan kelas. Dari pemberian layanan ini peserta didik mengambil tindakan, sebagai berikut :
a.  Peserta didik dapat memahami bagaimana perencanaan karier.
b.  Peserta didik dapat memahami tentang pentingnya belajar di sekolah.
c.   Peserta didik dapat memilih teman yang dapat mengarahkan ia kegiatan yang lebih positif.

3.  Pemberian Motivasi dan Reinforcement
Motivasi diberikan untuk menumbuhkan dorongan dari dalam diri peserta didik sendiri agar mau merubah perilakunya yang merugikan diri sendiri juga orang lain, juga tentang cita-cita dan masa depan peserta didik, serta memberikan semangat kepada peserta didik melalui reward. 
Dari pemberian layanan ini peserta didik mengambil tindakan, sebagai
berikut :
a.    Peserta didik termotivasi untuk berangkat kesekolah dan mengikuti pelajaran yang berlangsung.
b.    Peserta didik dapat memutuskan tentang karirnya.

4.  Ventilasi
Dari pemberian layanan ini peserta didik mengambil tindakan, sebagai
berikut :
1.  Peserta didik mengakui bahwa ia kurang memahami dalam penentuan karier.
2.  Peserta didik merasa bahwa ia kurang diperhatikan oleh kedua orangtuanya yang disibukkan oleh pekerjaannya.
3.  Peserta didik beranggapan bahwa teman dikelasnya kurang cocok berteman dengan dirinya.

5.  Reasurance
Dari pemberian layanan ini peserta didik mengambil tindakan dengan mau mengiukuti segala kegiatan dengan baik terkait penanganan hambatannya, ia akan menjadi orang yang jauh lebih baik.

4.3  Bantuan yang Tidak Terlaksana
Usaha bantuan yang tidak terlaksana adalah layanan konsultasi terhadap orangtua siswa. Belum dilaksanakan layanan konsultasi pada orangtua peserta didik dikarenakan orangtua peserta didik tidak dapat memenuhi panggilan dari penulis dalam rangka untuk bersama-sama  orangtua peserta didik dengan pihak sekolah dalam menanggapi permasalahan dalam peserta didik.


4.4  Usaha Tindak Lanjut atau Follow Up
Sebagai langkah akhir dari kegiatan studi kasus ini, penulis melaksanakan usaha tindak lanjut atau follow up. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan pemberian batuan yang telah dilaksanakan. Jika bantuan dapat dikatakan berhasil maka usaha selanjutnya adalah memantau perkembangan peserta didik. Namun apabila bantuan tersebut dirasa kurang berhasil maka akan dilakukan pengulangan dan perbaikan usaha yang  lebih efektif.

Usaha tindak lanjut ini yang dilakukan adalah  observasi. Penulis mengamati berbagai perubahan yang dilakukan oleh peserta didik berkaitan dengan masalah yang dihadapinya yaitu perubahan pola belajar. Selain itu, usaha tindak lanjut ini juga dilakukan melalui wawancara. Dengan melakukan wawancara penulis dapat mengetahui efektifitas bantuan yang diberikan pada peserta didik. Dari wawancara yang diberikan oleh penulis kepada peserta didikdapat diketahui tentang hasil yang telah dicapai.




BAB V
ANALISIS dan PEMBAHASAN

5.1 Analisis
Studi kasus merupakan suatu metode untuk menyelidiki atau mempelajari individu secara intensif, integratif, dan komprehensif dengan tujuan untuk membantu individu mencapai penyesuaian diri yang lebih baik.
Adapun tujuan studi kasus ini antara lain:
1.    Untuk mengenal keadaan individu yang bermasalah
2.    Untuk mengadakan interpretasi dan diagnosa tentang tingkahlaku individu sesuai dengan masalahnya
3.    Memberikan bantuan untuk menentukan jalan keluar dari masalah yang dihadapi individu

Berdasarkan tujuan studi kasus tersebut, penulis mengumpulkan dan mempelajari data-data mengenai peserta didik secara lengkap, bersifat rahasia, dikerjakan terus-menerus. Dalam studi kasus ini, peserta didik menghadapi masalah yang berkaitan dengan perilaku membolosnya, dan malas untuk belajar dengan alasan bosan. Masalah-masalah inilah yang mempengaruhi peserta didik dalam kegiatan belajarnya. Bantuan-bantuan yang direncanakan dalam usaha membantu peserta didik antara lain; konseling individu, pemberian informasi, dan pemberian motivasi dan reinforcement.

5.2 Pembahasan
Secara  umum, tujuan yang diinginkan dari studi kasus ini telah sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa studi kasus merupakan suatu metode untuk menyelidiki dan mempelajari individu secara intensif, integratif dan komprehensif dengan tujuan membantu individu untuk mencapai penyesuaian diri yang lebih baik (Hayinah, 1991/1992 : 107). Dalam studi kasus ini penulis menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data peserta didik

1)   Kasus 1
Data yang terkumpul di interpretasi dan dipilah-pilah disesuaikan dengan masalah peserta didik.

Pada tahap analisis data yang terkumpul dari peserta didik meliputi data ekonomi, keadaan keluarga, data tentang raport peserta didik. Semua data tersebut diperoleh penulis dari berbagai cara yaitu dengan melalui observasi dan wawancara.

Pada tahap sintesis penulis dapat menyimpulkan bahwa saat ini peserta didik mengalami masalah sering membolos dan ikut balap liar.

Pada tahap diagnosis faktor-faktor penyebab timbulnya masalah adalah peserta didik kurang bersemangat mengikuti pelajaranpeserta didik selalu memikirkan balapan dan taruhan saat proses pembelajaranpeserta didik malas belajarpeserta didik bergaul dengan teman-teman anggota geng motorpeserta didik kurang mendapat perhatian dan nasihat dari orangtua.

Pada tahap prognosis penulis mencoba memprediksi kemungkinan yang akan dihadapi peserta didik jika masalahnya terpecahkan dan tidak terpecahkan. Peserta didik diharapkan dapat merubah kebiasaan membolosnya, berhentimengikuti balap liar, dan berhenti taruhan.

Pada tahap treatment usaha bantuan yang terlaksana oleh penulis adalah memberikan layanan konseling individual pada peserta didik, memberikan informasi mengenai bahaya balap liar, memotivasi belajar peserta didik.

Pada tahap follow up penulis melakukannya dengan cara observasi dan wawancara dengan peserta didik untuk mengetahui efektifitas bantuan yang diberikan. Selanjutnya dilakukan usaha pemeliharaan dan pengembangan dimaksudkan agar sikap-sikap positif peserta didik yang sudah terbentuk nanti tetap terpelihara dan mengalami peningkatan.

2)  Kasus 2
Data yang terkumpul di interpretasi dan dipilah-pilah disesuaikan dengan masalah peserta didik.

Pada tahap analisis data yang terkumpul dari peserta didik meliputi data ekonomi, keadaan keluarga, data tentang raport peserta didik. Semua data tersebut diperoleh penulis dari berbagai cara yaitu dengan melalui observasi dan wawancara.

Pada tahap sintesis penulis dapat menyimpulkan bahwa saat ini peserta didik mengalami masalah sukar dalam penyesuaian diri.

Pada tahap diagnosis faktor-faktor penyebab timbulnya masalah adalah peserta didik hanya bergaul dengan teman secara berkelompok, peserta didik merasa susah dalam menyesuaikan diri di lingkungan sekolah, peserta didik malas belajarpeserta didik kurang mendapat perhatian dan nasihat dari orangtua.

Pada tahap prognosis penulis mencoba memprediksi kemungkinan yang akan dihadapi peserta didik jika masalahnya terpecahkan dan tidak terpecahkan. Peserta didik diharapkan dapat merubah kebiasaan bergaul secara berkelopok dan lebih sopan santun dalam bergaul.

Pada tahap treatment usaha bantuan yang terlaksana oleh penulis adalah memberikan layanan konseling individual pada peserta didik, memberikan informasi mengenai penyesuaian diri, memotivasi belajar peserta didik.

Pada tahap follow up penulis melakukannya dengan cara observasi dan wawancara dengan peserta didik untuk mengetahui efektifitas bantuan yang diberikan. Selanjutnya dilakukan usaha pemeliharaan dan pengembangan dimaksudkan agar sikap-sikap positif peserta didik yang sudah terbentuk nanti tetap terpelihara dan mengalami peningkatan.

3)  Kasus 3
Data yang terkumpul di interpretasi dan dipilah-pilah disesuaikan dengan masalah peserta didik.

Pada tahap analisis data yang terkumpul dari peserta didik meliputi data ekonomi, keadaan keluarga, data tentang raport peserta didik. Semua data tersebut diperoleh penulis dari berbagai cara yaitu dengan melalui observasi dan wawancara.

Pada tahap sintesis penulis dapat menyimpulkan bahwa saat ini peserta didik mengalami masalah dalam penentuan karier.

Pada tahap diagnosis faktor-faktor penyebab timbulnya masalah adalah peserta didik kurang bersemangat mengikuti pelajaranpeserta didik belum memahami masalah karirpeserta didik malas belajarpeserta didik bergaul dengan teman-teman di luar sekolahrpeserta didik kurang mendapat perhatian dan nasihat dari orangtua.

Pada tahap prognosis penulis mencoba memprediksi kemungkinan yang akan dihadapi peserta didik jika masalahnya terpecahkan dan tidak terpecahkan. Peserta didik diharapkan dapat memahami bernagai macam karir.

Pada tahap treatment usaha bantuan yang terlaksana oleh penulis adalah memberikan layanan konseling individual pada peserta didik, memberikan informasi mengenai berbagai macam bentuk karier, memotivasi belajar peserta didik.

Pada tahap follow up penulis melakukannya dengan cara observasi dan wawancara dengan peserta didik untuk mengetahui efektifitas bantuan yang diberikan. Selanjutnya dilakukan usaha pemeliharaan dan pengembangan dimaksudkan agar sikap-sikap positif peserta didik yang sudah terbentuk nanti tetap terpelihara dan mengalami peningkatan.



BAB VI
KESIMPULAN dan REKOMENDASI

6.1   Kesimpulan
Dalam melaksanakan studi kasus yang telah penulis laksanakan melalui beberapa tahapn yaitu nalisa data, sintesis, diagnosis, (identifikasi masalah, etiologi, prognosis, treatmen (pemberian bantuan) dan usaha tindak lanjut atau follow up. Setelah itu melaksanakan tahap-tahap yang telah ditentukan.

Rancangan yang penulis gunakan adalah rancangan klinis model trait and factor, penulis menggunakan pendekatan ini karena dengan pendekatan ini diharapkan dalam mengumpulkan data diharapkan dapat memudahkan mengintegrasikan malasah peserta didik dan alternatif pemecahannya.

Hasil yang diperoleh praktikan dengan cara observasi dan konseling, bahwa peserta didik mempunyai masalah yang berhubungan dengan masalah belajar yaitu kesulitan belajar. Keputusan yang diambil adalah meningkatkan cara belajar dan berhenti balap liar serta memotivasi peserta didik agar prestasi peserta didik naik dan menjadi lebih baik.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa studi kasus yang telah dilaksanakan oleh penulis dapat berhasil dengan baik.

6.2  Rekomendasi
Rekomendasi ini berorientasi pada pengalaman yang telah penulis peroleh pada saat melaksanakan praktik pengalaman lapangan, maka ada saran yang perlu diperhatiakan antara lain:
1.    Bagi konselor,
Sebaiknya  lebih dalam memperhatikan perkembangan yang sedang terjadi pada siswa. Jika memungkinkan di lakukan penindaklanjutan atas masalah yang di alami siswa dalam kasus ini.
2.    Bagi Orang tua siswa / konseli
Hendaknya meningkatkan hubungan komunikasi yang efektif dengan siswa sehingga siswa/konseli ini dapat berkembang secara optimal.Orang tua juga  hendaknya lebih memperhatikan kebutuhan siswa / konseli terutama kebutuhan psikis dan fisiknya, sehingga didapat pemahaman tentang siswa untuk mencegah permasalahan yang dialami siswa semakin melebar.
3.    Bagi siswa / konseli,
Klien hendaknya lebih bisa kooperatif dengan praktikan, konselor ataupun orang-orang yang dapat membantu pemecahan masalah klien sehingga memudahkan proses penyelesaian masalah.





DAFTAR PUSTAKA


Ghufron, M.Nur & Risnawati, Rini. 2011.  Teori-Teori Psikologi. Jakarta: r-Ruzz Media.

Murni, Sri. 2015. Kerangka Laporan Studi Kasus.

Prayitno & Amti, Erman. 1999. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Willis, Sofyan. 2011. Konsleing Individual “Teori dan Praktek”. Bandung: Alfabeta